Kamis, 26 November 2015

Sikuen stratigrafi



Sikuen stratigrafi adalah suatu metoda untuk mempelajari stratigrafi berdasarkan siklus pengendapan yang dibatasi oleh bidang-bidang ketidakselarasan yang membedakan dengan siklus pengendapan yang lain.
Dasar terpenting dalam sikuen stratigrafi adalah pemahaman terhadap parameter dan proses sedimentasi serta siklus sedimentasi.

Parameter dan proses yang mengontrol sedimentasi
Pola sedimentasi pada sedimen silisiklastik non-marine dan shelf sangat dikontrol oleh dua parameter utama yaitu :
1.    Suplai sedimen
2.    Ruang yang potensial untuk sedimentasi (akomodasi)
Suplai sedimen
Suplai sedimen yang masuk ke dalam lingkungan pengendapan merupakan variasi dari perubahan iklim dan pengangkatan tektonik. Pengangkatan tektonik yang besar akan menyebabkan perubahan titik kesetimbangan (equilibrium point) sehingga mengakibatkan terjadinya erosi transportasi atau sedimentasi.
Akomodasi
Faktor yang paling penting yang mengontrol bentuk stratigrafi di lingkungan pengendapan sungai dan shelf adalah volume atau ruang yang tersedia untuk sedimen terendapkan.
Perubahan akomodasi di shelf merupakan pengaruh dari perubahan relatif muka air laut. Perubahan relatif muka air laut ini merupakan interaksi dari dua proses yaitu perubahan vertikal muka air laut global (eustasi) dan pergerakan vertikal terhadap bidang dasar pengendapan (tektonik).
1.    Akomodasi shelf
Pola sedimentasi yang terbentuk di shelf oleh variasi akomodasi adalah
a.    Bila muka air laut relatif naik dengan suplai sedimen kurang atau bahkan tidak ada, akan terjadi transgresi yang menyebakan pola sedimen yang menghalus ke atas.
b.    Bila muka air laut naik dengan diimbangi oleh supai sedimen yang cukup, maka akan terjadi penebalan sedimen dimana garis pantai akan konstan sehingga tidak terjadi perubahan fasies.
c.    Bila muka air laut tetap namun suplai sedimen terus bertambah maka akan terjadi regresi yang menyebabkan pola sedimen semakin kasar kearah atas dan garis pantai akan maju kearah laut.
Pengaruh proses laut terhadap sedimen shelf juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Saat sedimen masuk ke laut dari sungai, sedimen akan tersebar jauh dari mulut sungai oleh proses gelombang dan proses pasang-surut. Bila proses gelombang dan pasang-surut ini minimal, sedimen akan membentuk pola lobate dan relatif dangkal. Bila proses dominan pasang-surut maka sedimen akan berbentuk estuarine. Sedangkan bila proses dominan adalah gelombang, maka sedimen akan berbentuk memanjang sejajar garis pantai.
2.    Akomodasi sungai
Akomodasi sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan relatif muka air laut, pergerakan vertikal oleh proses tektonik dan perubahan letak sungai.
Dua hal diatas akan menyebabkan perubahan profil kesetimbangan (equilibrium profile) sehingga akan berpengaruh terhadap sedimentasi dan erosi serta transportasi sedimen.
Pengaruh variasi muka air laut
a.    Perubahan horisontal alur sungai
b.    Muka air laut naik, maka mengakibatkan profil kesetimbangan mundur kearah darat sehingga terjadi sedimentasi
c.    Muka air laut turun, maka mengakibatkan profil kesetimbangan maju dan terjadi erosi
Pengaruh tektonik akan lebih meluas lagi pada seluruh profil sungai, sedangkan perubahan muka air laut hanya berpengahur terhadap mulut sungai.

Pola stratigrafi
Perubahan relatif muka air laut akan mengakibatkan pola stratigrafi regresi dan transgresi. Regresi adalah majunya garis pantai ke arah laut yang mengakibatkan pola stratigrafi mengkasar kearah atas. Transgresi adalah mundurnya garis pantai ke arah darat dan mengakibatkan pola stratigrafi menghalus ke atas.
Ada 2 tipe regresi yaitu :
Regresi normal, dimana suplai sedimen lebih besar dibandingkan dengan akomodasi.  Muka air laut konstan , suplai sedimen besar.
Regresi yang dipaksakan, dimana muka air laut turun tanpa adanya erosi. Muka air laut turun, sedimen konstan.

Siklus sedimentasi
Siklus sedimentasi yang dikenal adalah siklus regresi-transgresi yang selalu terulang dalam pola stratigrafi.
Ada dua kemungkinan penyebab siklus ini yaitu :
1.    Autocyclic
Adalah proses pembelokan/pemindahan delta yang berlangsung selama proses penurunan dasar cekungan sehingga menghasilkan penumpukkan siklus regresi-transgresi.
2.    Allocyclic
Pembentukan silkus regresi-transgresi oleh adanya perubahan muka air laut.
Hal yang terpenting untuk memisahkan satu siklus dengan siklus yang lain adalah munculnya lapisan tipis batuserpih yang melampar luas secara horisontal dan diendapkan saat banjir maksimum (maximum flooding surface/MFS).

Sikuen pengendapan
Ketika muka air laut turun, sedimen yang terakumulasi pada cekungan pengendapan disebut sebagai lowstand deposits. Tahap ini disebut Lowstand system tract (early). Sejalan dengan terus turunnya muka air laut, maka terjadi erosi di daerah sungai (darat) yang menyebabkan terjadinya ketidakselarasan stratigrafi dan merupakan rekaman selang waktu selama terjadinya penurunan muka air laut.. Sedangkan bagian shelf yang tetap berada di bawah muka air laut tidak terbentuk ketidakselasaran, tetapi yang terjadi adalah correlative conformity.
Ketika muka air laut berada pada keadaan stabil maksimum lowstand, tahap ini disebut Lowstand system tract (late), normal regresi terus  terjadi dan sedimen mulai membentuk pola agradasi.
Selanjutnya muka air laut akan naik perlahan dan pola sedimen akan menjadi onlap terhadap bidang ketidakselarasan ke arah darat. Pada saat muka air laut naik dengan cepat, akomodasi bertambah dengan cepat namun suplai sedimen tetap maka terjadilah pola sedimentasi transgresi. Tahap ini disebut transfresive system tract.
Pada saat terjadi maksimum kenaikan muka air laut, dimana kenaikan mulai berkurang dan akhirnya muka air laut stabil, akan terbentuk endapan tipis batuserpih yang menyebar luas, dan mewakili kurun waktu pengendapan yang lama. Tahap ini disebut highstand system tract.
Siklus regresi-transgresi yang terjadi selama kurun waktu perubahan mukan air laut ini akan membentuk satu sikuen pengendapan. Bila terjadi lagi penurunan muka air laut maka akan terulang kembali siklus seperti diatas.

System tract
1.    Lowstand system tract (LST)
Terbentuk ketika muka air laut turun dengan cepat, keadaan stabil pada maksimum penurunan muka air laut dan pada saat air laut mulai naik dengan lambat.
Sistem ini menghasilkan sedimen regresi yang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.    endapan regresi di pantai dan prodelta
b.    endapan sungai yang mengisi incised valley
LST ini akan terletak diatas ketidakselarasan yang merupakan batas sikuen (Sequence Boundary/SB)
2.    Transgresive Highstand system tract (TST)
Terbentuk ketika muka air laut naik dengan cepat sedangkan suplai sedimen tetap/berkurang. Bagian paling atas dari TST ini adalah maximum flooding surface (MFS). Ciri endapan TST adalah :
·         Kaya akan shale
·         Merupakan sumber dari batuan induk yang baik
·         Semakin halus kearah atas
·         Merupakan sedimen yang tebal.
3.    Highstand system tract
Meupakan kelanjutan dari TST dimana muka iar laut mulai stabil menghasilkan endapan shale tipis dan ketika muka air laut mulai turun dengan lambat.

Batas sikuen (Sequence Boundary)
Ada dua versi dalam menentukan satu siklus sikuen stratigrafi yaitu :
1.    Exxon sequences
Membagi sikuen berdasarkan ketidakselarasan. Batas SB merupakan ketidakselarasan yang merupakan permukaan bidang erosi yang terjadi dibagian bawah dan atas satu siklus sikuen.
2.    Galloway sequences
Membagi sikuen berdasarkan batas MSF yang dicirikan oleh kehadiran condensed sec
geologist
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

1 komentar: